HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2024, JADI ANAK DIDIK BERANI BERBUAT BENAR, PEDULI PADA SESAMA, SEMANGAT BELAJAR & AKHLAQ YANG BAIK
Tangerang Selatan,Persasadatu.com – “Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap : Merdeka atau Mati, Allah Akbar, Allah Akbar..!!!” suara lantang Bung Tomo (wafat 7 Oktober 1981 di Padang Arofah, Mekkah-Arab Saudi) seorang jurnalis berdiri gagah diatas Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) tepat 10 November 1945 yang dijadikan sebagai Hari Pahlawan.
Rakyat dan para pemuda menaiki Hotel Yamato untuk merobek bendera berwarna biru hingga hanya warna merah dan putih saja. Di lingkungan sekolah, Peringatan Hari Pahlawan 10 November diperingati dengan upacara bendera Merah Putih. Sebagai kepala sekolah SDN Cilenggang 03, Winda Wahyu Pratama, S.Pd.SD bahwasanya hari Pahlawan bukan sekedar upacara bendera biasa. Tapi juga mengingat perjuangan dan pengorbanan para pahlawan. “Di sekolah kami berusaha menanamkan nilai kepahlawanan dalam konteks yang dapat dipahami anak-anak.
Pahlawan bukan hanya mereka yang mengangkat senjata tapi juga yang berani membela kebenaran, rela berbagi dengan teman yang kesulitan dan berani dalam mengakui kesalahan. Inilah semangat pahlawan yang relevan untuk generasi saat ini. Sejatinya pahlawan masa kini adalah mereka yang berani berbuat baik walau tak ada yang melihat.”. ujarnya.
Sesungguhnya tiap pahlawan pasti memiliki semangat berjuang. Karena suatu hasil bisa didapatkan dari perjuangan dan pengorbanan. “Hikmah dalam memperingati hari Pahlawan 10 November 2024 itu adalah semangatnya. Semangatnya untuk mempertahankan dan semangat nya untuk membangun negara. Semangat dari pahlawan itulah yang bisa dicontoh dan ditiru. Semangat untuk belajar, semangat mengembangkan kreativitas nya serta semangat untuk bisa sukses. Tak lupa juga, memiliki semangat jiwa kepahlawanan dan Nasionalis.” tutur Hj.Asih Nurmalayanti, M.Pd, kepala sekolah SDN Pamulang Tengah pada awak media.
Yang utama lagi adalah masalah perilaku anak didik. Belakangan ini viralnya pemberitaan tentang nasib guru yang menjadi korban penganiayaan dari orang tua murid. Mulai dipenjara, diketapel matanya sampai menjadi korban pengeroyokan. Hal semacam ini menjadi dilematis bagi guru dalam menghadapi perilaku lalai anak didik sehingga dibutuhkan ekstra kesabaran dan kearifan. “Memang seorang guru harus sabar dan memahami perilaku seorang anak didik jadi tidak berlebihan dalam memberikan hukuman, jangan kasar dan jangan membentak anak. Kalau ada salah, maka dipanggil secara baik-baik. Jadi bagaimana kita sebagai guru bisa menyikapinya.
Bagi anak didik juga harus siap dihukum apabila terbukti melanggar aturan di sekolah..” tandas Hj.Tarmiati, S.Pd.SD Kepala Sekolah SDN Rawa Buntu 01. Ayo genz, jadikan momentum hari Pahlawan untuk berani berbuat benar, peduli pada sesama, makin semangat belajar dan me memiliki akhlaq yang baik.
Red/AM