
Aktivitas Pasar Terapung di Kalimantan Selatan di Sepanjang Aliran Sungai Barito
KALIMANTAN SELATAN, PERSADASATU.COM – Pasar terapung di Kalimantan Selatan , merupakan tempat dimana Anda akan menyaksikan atau beraktivitas langsung di pasar sungai menggunakan perahu. Pasar terapung ini berlokasi di Banjarmasin tepatnya di persimpangan Sungai Kuin dan Sungai Barito. Pasar terapung di Banjarmasin merupakan refleksi budaya orang Banjar yang telah berlangsung sejak dahulu.
Di Kalimantan Selatan ada ratusan sungai menjadi jalur transportasi penting hingga sekarang. Tempat wisata pun bertumpu pada sungai, seperti pasar terapung Muara Kuin di Kota Banjarmasin ini.
Pada saat Kunjungan Team Persadasatu.com ke lokasi Wisata Pasar terapung Jumat (28/10/2023) berangkat jam 6 pagi menempuh waktu 25 menit. Saat Matahari terbit kapal kecil yang membawa kami dengan ke lokasi pasar Pasar apung lokasi baintan. Selama perjalanan kami menikmati pemandangan yang menarik dengan rumah khas penduduk asli pingir sungai dan menyapa kami dengan ramah.
Sesampainya di lokasi Pasar Apung kami pun langsung di serbu sama pedagang Ibu-ibu pakai paru kecil dan menawarkan dagangan bermacam hasil kebun dan buah buahan serta makanan khas setempat. Kami pun mencoba ber transsaksi membeli dagangannya dengan gesit. Ibu Ibu pedagang pun menempelkan perahunya ke kapal kami sambil menawarkan dagangannya seperti rambutan, buah jeruk, serta makanan khas banjar lainnya.
Seperti di utarakan Nakhoda Kapal kami, Pak Rahmat yg sudah lama tinggal di daerah tersebut mengatakan, pedagang berjualan disepanjang aliran sungai barito.
“transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya,” ungkapnya.
Pasar Terapung Muara Kuin adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul 9 pagi. Keistimewaan di pasar ini adalah masih seringnya terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk. Para pedagang wanita (dukuh) yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan.
Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi adalah pusat perdagangan dan pariwisata. Kota Banjarmasin mendapat julukan Kota Air karena letak daratannya beberapa sentimeter di bawah permukaan air laut. Kota Banjarmasin, memiliki luas sekitar 72 km per segi atau sekitar 0,22 persen luas wilayah Kalimantan Selatan. Kota ini dibelah oleh sungai Martapura memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakatnya terutama pemanfaatan sungai sebagai sarana transportasi air, perdagangan dan pariwisata.
Selain pasar terapung di Muara Kuin Banjarmasin, pasar terapung lainnya yang dapat Anda temui adalah di Lokasi Baintan yang berada di atas Sungai Martapura.
Pada tahun 1526 Sultan Suriansyah mendirikan kerajaan di tepi sungai Kuin dan Barito yang kemudian menjadi cikal bakal kota Banjarmasin. Di tepian sungai inilah awalnya berlangsung pusat perdagangan tradisional berkembang.
Pedagangnya menggunakan perahu kecil yang terbuat dari kayu. Para pedagang ini kebanyakan adalah perempuan yang mengenakan pakaian tanggui dan caping lebar khas Banjar yang terbuat dari daun rumbia .
(Team Red 1)