Cegah Potensi Lahirnya Koruptor-koruptor Baru, Ketua FORMASI Jalih Pitoeng Mengecam Keras Politik Uang
Jakarta,Persadasatu.com – Menjelang penghitungan suara hasil pemilihan umum daerah atau Pilkada DKI Jakarta dari berbagai TPS yang tersebar diseluruh kelurahan, Satgas Jaga Demokrasi mengajak seluruh simpul-simpul organ relawan dan ormas pendukung RIDO (Ridwan Kamil – Suswono) untuk hadir di kecamatan masing-masing dalam rangka menyaksikan penghituangan secara real berdasarkan kotak suara yang didapat dari seluruh TPS yang tersebar.
“Hari ini Insya Allah akan dilaksanakan penghitungan suara real oleh KPU dimasing-masing kecamatan” kata Jalih Pitoeng, Kamis (28/11/2024).
“Oleh karena itu kita menghimbau agar seluruh anggota Satgas Jaga Demokrasi hadir guna menyaksikan penghitungan suara real hasil pilkada di Jakarta” pintanya menegaskan.
Selain itu, juru bicara Satgas Jaga Demokrasi yang mengecam keras politik uang dan bagi-bagi sembako jelang hari pencoblosan pada saat menggelar konferensi pers pada Selasa 26 November 2024 lalu, Jalih Pitoeng menegaskan bahwa perolehan suara sah adalah yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh KPU.
“Suara sah perolehan suara pada pilkada adalah hasil suara yang didasari oleh penghitungan yang dilakukan dan ditetapkan oleh KPU dalam hal ini KPUD DKI Jakarta” tegas Jalih Pitoeng.
“Sehingga, hasil survey dan atau hasil quick count atau hitung cepat bukan suara yang ditetapkan oleh KPU secara resmi” sambungnya.
Terkait dengan temuan ribuan paket sembako yang disegel oleh PANWASLU Kepulauan Seribu yang disinyalir dan diduga kuat dilakukan oleh paslon 03, Jalih Pitoeng meminta pihak BAWASLU untuk segera mengambil tindakan tegas.
“Mengenai adanya temuan ribuan paket sembako yang saat ini telah disegel oleh Panwaslu, kita minta agar Bawaslu segera mengambil tindakan yang tegas” pinta Jalih Pitoeng.
“Bukankah kita semua katanya sepakat untuk memberantas korupsi. Maka saya mengecam keras upaya-upaya dan rencana penyuapan terhadap masyarakat melalui politik uang dan pemberian sembako menjelang pilkada” Jalih Pitoeng menegaskan.
“Saya sangat salut dengan sikap kang Emil yang beberapa kali menyampaikan bahwa dirinya tidak mau melakukan politik uang atau cara-cara yang tidak bertabat hanya untuk meraih kekuasaan” sambung Jalih Pitoeng.
“Seperti yang sering saya sampaikan pada setiap kontestasi baik pilpres, pileg maupun pilkada, bahwa, bagaimana mungkin kita bisa menghasilkan seorang pemimpin yang baik, bersih, jujur, amanah dan pro rakyat apabila didalam kontestasi atau peroses peralihan pergantian kepemimpinan tersebut dilakukan dengan cara-cara yang tidak bermartabat” tegas Jalih Pitoeng mengingatkan.
Cara-cara kotor seperti money politic dan pemberian sembako secara masif menjelang pencoblosan, menurut penggagas sekaligus ketua umum FORMASI (Forum Aliansi Masyarakat Anti Korupsi) yang saat ini sedang giat-giatnya mendesak Kejati DKI untuk bersih-bersih di DKI terhadap tindakan korupsi dan manipulasi di dinas-dinas Pemprov DKI Jakarta, adalah pembodohan sekaligus penghinaan terhadap rakyat.
“Money politic dan pemberian sembako secara masif menjelang pencoblosan bahkan hingga dikenal dan populer disebut ‘Serangan Fajar’ itu adalah sebuah tindakan pembodohan sekaligus penghinaan terhadap rakyat..” ungkap Jalih Pitoeng.
“Karena sesungguhnya rakyat lah pemilik negeri ini dan penentu keputusan dalam setiap pemilu. Sehingga mereka bebas menentukan pilihannya. Bukan karena dirayu dan dubagi-bagi uang dan sembako haram yang justru akan memiskinkan mereka karena akan melahirkan koruptor-koruptor baru selama 5 tahun kedepan” pungkas Jalih Pitoeng.
Red/AM