WASPADA, MARAKNYA PENCULIKAN & KEKERASAN SEKSUAL ANAK DI TANGSEL
Tangerang Selatan,PersadaSatu.com – Selama 2 bulan terakhir ini, Agustus dan September empat kasus penculikan dan kekerasan seksual pada anak terjadi di wilayah Tangerang Selatan, Banten. Hal ini membuat orang tua & para guru semakin prihatin dan waspada karena sekolah dijadikan sebagai target predator anak tersebut. “Saya sebagai guru sangat prihatin dan cemas pada hal semacam ini.” ungkap Hj.Tarmiati, S.Pd Kepala Sekolah SDN Rawa Buntu 01.
Untuk mengantisipasi maraknya kejahatan pada anak didik, maka dilingkungan SDN Rawa Buntu 01 dibuat catatan berbentuk kartu khusus untuk mendata siapa yang akan menjemput anak saat pulang sekolah, terutama untuk anak didik kelas 1 dan 2, “Kami sudah membuat kartu khusus untuk menjemput si anak, jadi sudah tercatat nama anak nya dan nama penjemputnya. Tenaga security juga kami siapkan untuk stand by saat penjemputan.”tambahnya dihadapan awak media.
Setiap upacara dan sholat dhuha, anak didik selalu diingatkan tentang segala macam hal dan perlu adanya komunikasi antar guru dan anak didik. Melihat maraknya pelaku tindak kriminalitas ini, Polres Tangerang Selatan sudah menangkap 2 pelaku penculikan dan kekerasan seksual, satu seorang residivis dan satu lagi seorang guru Agama. Dihadapan awak media pihak Polres berpesan pada orang tua agar meningkatkan kewaspadaan dan tidak mudah percaya pada info dari orang yang tidak dikenal pada konferensi pers,Kamis (03-10-2024).
Menanggapi kejadian penculikan anak dikutip dari media, Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan, Deden Deni mengatakan pihaknya akan kembali mengevaluasi pengawasan antar jemput anak di sekolah.
Dinas pendidikan akan memastikan bahwa prosedur penjemputan anak benar-benar dijalankan oleh pihak sekolah. “Kami imbau orangtua ikut mengawasi dengan antar jemput. Jika tidak bisa, segera hubungi pihak sekolah. Warga juga diminta peduli jika melihat hal yang mencurigakan.” tegas Deden.
Dinas Pendidikan Tangerang Selatan sendiri sudah mengeluarkan surat edaran ke sekolah-sekolah untuk meningkatkan pengawasan dan perlindungan pada anak-anak. Mengingatkan juga supaya tidak sembarangan berkomunikasi dengan orang asing.
Amal/Red